Reaksi redoks antara besi (Fe) dan minyak atau oli mungkin terjadi dalam kondisi tertentu, seperti ketika besi terpapar udara atau oksigen dalam lingkungan yang kaya akan asam lemak dan peroksida dalam minyak. Reaksi ini dapat menyebabkan korosi atau oksidasi besi.
Besi (Fe) teroksidasi menjadi besi(III) oksida (Fe2O3) atau besi(II) oksida (FeO) dengan mereaksikan dengan oksigen (O2) dalam udara atau molekul oksigen yang ada dalam minyak. Reaksi oksidasi ini terjadi sebagai berikut:
4Fe + 3O2 → 2Fe2O3 (besi(III) oksida)
atau
2Fe + O2 → 2FeO (besi(II) oksida)
2. Pembentukan Korosi
Jika reaksi oksidasi besi berlanjut, besi(II) oksida (FeO) atau besi(III) oksida (Fe2O3) dapat bereaksi lebih lanjut dengan air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dalam udara membentuk korosi besi. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi korosi besi:
Fe2O3 + 3H2O + 3CO2 → 2Fe(OH)3 + 3CO2
atau
2FeO + H2O + CO2 → Fe(OH)2 + CO2
Perlu dicatat bahwa minyak atau oli yang biasa digunakan dalam industri tidak mengandung oksigen bebas yang cukup untuk menginisiasi reaksi redoks dengan besi. Namun, jika minyak mengandung peroksida atau jika terjadi kontaminasi dengan zat-zat yang mampu mempercepat oksidasi besi, reaksi redoks antara besi dan oli mungkin terjadi, menghasilkan korosi besi. Oleh karena itu, penting untuk menyimpan besi atau logam besi dalam keadaan yang terlindungi dari kelembaban dan udara untuk mencegah korosi.
Share this
masukkan e-mail anda untuk mendapatkan artikel terbaru dari ilmuchris.blogspot.com GRATIS langsung ke e-mail anda, Masukkan disini GRATIS!!!